Kamis, 12 Juni 2014

Bukan karena siapa saya tetapi kepada Siapa saya berharap



1 Samuel 17: 49
“Lalu Daud memasukkan tangannya dalam kantungnya, diambilnyalah sebuah batu dari dalamnya, diumbannya, maka kenalah dahi orang Filistin itu, sehinngga batu itu terbenam kedalam dahinya, dan terjerumuslah ia dengan mukanya ke tanah.”

                Pernahkah kita memimpikan sesuatu, namun rasanya terlalu sulit untuk menggapainya? Apalagi melihat kondisi disekitar kita yang kurang mendukung untuk mewujudkan mimpi itu? Sehingga pilihan kita melewatkan saja semua impian itu membiarkannya terkubur dalam-dalam. Sambil berharap waktu yang akan menghapusnya.
                Impian itu mungkin membeli mobil dengan cash, mendapatkan rumah tahun ini, mempunyai anak, hubungan dengan orang tua yang dipulihkan, keluar negeri, dan sebagainya. Tapi kondisi keuangan tak memungkinkan, gaji cuma 2 juta sebulan, hasil dokter memvonis saya mandul, orang tua sudah terlanjur kecewa dengan perbuatan saya karena keputusan saya yang salah waktu itu, dan lain sebagainya. Kondisi itu mungkin menjadi penghambat bagi kita untuk mewujudkan impian itu sehingga terlihat seperti ada seorang raksasa didepan yang siap menghalangi kita saat kita akan melangkah maju.
                Suatu saat seorang bernama Daud diperhadapkan dengan masalah yang sangat besar bahkan saking besarnya, masalah yang dia hadapi sebenarnya adalah masalah bangsanya juga. Kita semua tau ceritanya, ia adalah seorang yang terkecil diantara saudara-saudaranya, bukan seorang prajurit seperti saudara-saudaranya, ia pengembala domba, saat dipakaikan baju perang justru baju itu membebaninya karena tidak pas dengan tubuhnya yang tidak begitu besar, disepelehkan bahkan oleh orang tuanya. Namun ia adalah pahlawan, bukan karena siapa dia tetapi kepada Siapa dia berharap.
                Ketika menghadapi Goliat, Daud tidak mundur, ia bahkan berani maju hanya dengan membawa batu kerikil dan ketapel ditangannya, Ia membawa apa yang ada padanya. Sedangkan Goliat ia membawa pedang yang hampir sama ukurannya dengan Daud karena ukuran tubuh Goliat yang besar lebih dari 2 meter. Daudpun maju diumbanya orang besar itu dan mengenai dahinya sehingga batu itu tertanam di dahinya dan rubuhlah Goliat. Dan pada akhirnya Daud memenangkan pertempuran, sehingga Bangsa Israel turut merasakan kemenangan itu. 1 Samuel 17:45 Daud menantang Goliat dengan nama Tuhan bukan dengan kekuatannya karena kita tahu bahwa sangat mustahil seorang sekecil Daud dengan mudah dapat mengalahkan Goliat yang besar dan bersenjata. Namun ia tahu kepada siapa ia berharap yaitu kepada Tuhan yang sanggup memberikan kemenangan.
                Saudara masalah kita mungkin terlalu besar bagi kita, sangat mustahil dimata kita untuk menang, kondisi disekitar yang tidak mendukung. Namun ia adalah Allah yang berjanji, Allah yang setia yang tidak melupakan Janjinya. Selama kita berharap padaNya kita tidak akan dikecewakan. Mungkin anda ingin punya usaha yang besar tapi tidak punya modal, Allah bisa mengubahkan langkah kecil anda menjadi mujisat, mungkin anda ingin keluar negeri bersama keluarga, Allah bisa mewujudkannya sekalipun gaji anda Cuma 2 juta sebulan. Ia Allah yang perkasa sanggup mengadakan yang tidak ada menjadi ada. Bisa saja anda mendapat surprise, hadiah, suatu telepon kerjasama dan sebagainya sehingga impian anda terwujud. Seperti Daud Allah mengubah batu kerikil yang tidak berharga menjadi kemenangan besar. Demikian pula anda, Allah bisa mengubah anda dari hal kecil yang anda punya sekalipun itu tidak berharga menjadi sebuah berkat yang besar bagi anda. Tetaplah menaruh harap pada Tuhan, nantikanlah kebaikannya bagi anda, dan lihatlah Ia bertindak. Tuhan Yesus Memberkati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar